Di tengah sejuknya udara di Istana Bogor Selasa kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyepakati sejumlah perjanjian untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Singapura. Di antara sejumlah isu, kedua pemerintah menyepakati pembentukan zona ekonomi khusus di tiga pulau Indonesia: Batam, Bintan, dan Karimun.
Setelah bertemu dengan Presiden Yudhoyono, PM Lee kepada sejumlah wartawan Singapura mengungkapkan sejumlah hal yang perlu diperbaiki Indonesia dalam memaksimalkan investasi di tanah air. Beberapa faktor yang menurut Lee perlu diperbaiki Indonesia adalah pajak dan hubungan tenaga kerja.
Bila tantangan-tantangan seperti pajak dan hubungan tenaga kerja bisa diatasi, maka akan banyak lagi yang bisa dilakukan, kata Lee seperti dikutip harian The Straits Times. Menurut Lee, perbaikan itu bisa memungkinkan kalangan pengusaha akan pergi dan berinvestasi dimanapun di Indonesia.
Lee menambahkan, pembukaan jalur ekonomi dan perdagangan yang baru antara Singapura, Batam, Bintan, dan Karimun pada dasarnya terobosan yang baik. "Namun kita perlu dukungan seperti yang telah disebutkan dan dorongan dari pihak-pihak berwenang dalam rangka menciptakan lingkungan yang dapat memancing daya tarik bisnis," kata Lee.
Penerbangan Intensif
Presiden Yudhoyono dan PM Lee juga mendesak agar Kelompok Kerja Bilateral mengenai Perhubungan Udara bisa menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan terkait hubungan layanan penerbangan bilateral. Kedua pemerintah sepakat bahwa memberi keleluasaan yang lebih besar bagi layanan penerbangan bagi kedua pihak akan membawa keuntungan ekonomi yang lebih besar pula.
Terkait kerjasama itu, Lee menilai bahwa jumlah penumpang pesawat terbang telah bertambah pesat, namun kapasitasnya belum cukup berkembang. "Maka kita perlu mengupayakan kesepakatan layanan penerbangan yang lebih ambisius sehingga rute penerbangan jadi lebih intensif - baik pada maskapai reguler maupun yang berbiaya murah. Itu masih diupayakan kedua pihak," kata Lee seperti dikutip stasiun televisi Channel News Asia.
"Para pihak berwenang belum mencapai kesepakatan dan saya mengutarakan kepada Presiden [Yudhoyono] dan para menteri bila Anda ingin mempromosikan turisme, kesepakatan ini adalah jalan yang terbaik, karena hambatannya saat ini adalah terbatasnya jumlah penerbangan.
Agar bisa ditingkatkan, maka perlu ada Perjanjian Layanan Udara yang lebih ambisius dan pada akhirnya kita harus mengarah kepada kesepakatan langit bebas antara Singapura dan Indonesia, yang juga menjadi cita-cita ASEAN," kata Lee.
• VIVAnews