Pada 65 tahun yang lalu, Amerika Serikat (AS) dan Filipina menyepakati Perjanjian Pangkalan Militer. Dalam perjanjian itu Filipina menyewakan lahan untuk pembangunan 16 pangkalan atau barak militer AS di sejumlah wilayah, termasuk di Teluk Subic dan kota Olongapo. Perjanjian itu berlaku selama 99 tahun.
Menurut stasiun televisi The History Channel, AS membangun dua pangkalan militer di Filipina, sekaligus yang terbesar di luar negeri. Pertama, pangkalan angkatan udara Clarck di kawasan hutan Cubi Point dan basis kekuatan laut di Teluk Subic.
Pangkalan militer itu langsung dimanfaatkan militer AS saat terlibat dalam Perang Korea awal dekade 1950-an. Komandan Operasi Angkatan Laut Laksamana Arthur Radford menilai pangkalan militer di Filipina itu sangat penting bagi kepentingan pertahanan AS di Pasifik Barat Daya.
Namun, pangkalan militer AS di Filipina tidak bisa berlangsung lama. Pada tanggal 15 Juni 1991, Gunung Pinatubo yang letaknya berjarak 32 km dari Teluk Subic meletus dan menimbulkan kerusakan dahsyat di wilayah-wilayah sekitarnya, termasuk semua pangkalan militer AS.
Selain itu, kalangan politisi Filipina menentang keberadaan militer AS di negeri mereka. Pemerintah Filipina dan AS terpaksa mengakhiri perjanjian sewa-menyewa lahan untuk pangkalan militer. Militer Amerika akhirnya meninggalkan Filipina 24 November 1992.
• VIVAnews