Dua buah gerbong kereta kuno milik PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta yang selama ini terletak di Depo Stasiun Jebres, Solo raib. Belakangan diketahui, benda cagar budaya itu telah dimutilasi dan dilego dengan sangat murah, Rp10 juta.
Padahal, gerbong dari kayu jati yang diperkirakan buatan tahun 1904 adalah peninggalan dari Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij, perusahaan transportasi kereta api pada zaman penjajahan Belanda. Bentuknya mirip dengan yang digunakan untuk Sepur kluthuk Jaladara. Hanya sisa 21 unit di Indonesia.
Rencananya, dua gerbong akan dimuseumkan di Museum Kereta Api Ambarawa. "Yang menjual gerbong kereta itu diduga adalah Kepala Depo Kereta Solo bernama YP," kata Eko Budiyanto, Humas PT KA Daop VI Yogyakarta kepada VIVAnews.com, Kamis 15 Maret 2012.
Ia mengatakan, pihak PT Kereta Api baru mengetahui hal itu saat hendak membawa dua gerbong kereta kuno itu ke Ambarawa Jawa Tengah untuk dimusiumkan. Namun ternyata tanpa sepengetahuan PT KAI benda cagar budaya itu dijual secara diam-diam oleh YP senilai Rp10 juta. "Pada saat kita mau mengambil gerbong itu dicek tidak ada," ujarnya.
Menurut Eko, PT Kereta Api telah mencopot YP dari jabatannya, serta di lakukan pemeriksaan secara internal terhadap YP untuk mendapatkan kembali benda berharga tersebut. Selain itu, pelaku YP juga telah dilaporkan ke pihak Kepolisian Resor Surakarta untuk diproses secara hukum. "Menajemen telah mencopot jabatan dia dan proses hukumnya tetap berlanjut, sekarang laporan sudah masuk di Polres Surakarta," ungkapnya.
Selama ini, dua gerbong emplasemen Terminal Peti Kemas, yang berada bersebelahan dengan Stasiun Solo Jebres. Meski dalam kondisi rusak, pintu penyimpanan gerbong selalu digembok. (eh)
• VIVAnews