Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengantisipasi potensi terjadinya gempa dengan kekuatan besar di Sumatera Barat.
"Megathrust Mentawai ini hasil riset dari para ilmuwan geologi. Yang terus dipantau karena bisa datang setiap saat," kata Kepala BNPB, Syamsul Maarif, pada VIVAnews.com.
Dia menambahkan, berdasarkan hasil riset geologi, gempa bumi berpotensi sunami ini diperkirakan mempunyai kekuatan hingga 8,9 SR. Efeknya diduga mengguncang Kota Padang dalam waktu 10 menit.
Jika benar ini terjadi, gempa dan tsunami mengancam populasi penduduk di kawasan ini yang mencapai 1,6 juta lebih. Syamsul Maarif mengatakan, masyarakat Sumatra Barat terutama Padang harus waspada.
Gempa berpotensi terjadi karena masih adanya energi dari lempeng Indo-Australia yang belum terlepas di kawasan ini. Energi terdahulu telah terlepas di kawasan Aceh hingga Lampung. Energi besar yang belum terlepas bisa menjadi bom waktu bagi Sumatera Barat.
BNPB terus mengingatkan pemerintah daerah akan potensi ini. "Pemda harus segera memberikan penyuluhan dan pelatihan warganya, termasuk anggaran," kata dia.
Sebelumnya, potensi gempa Sumbar juga diungkapkan Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB). Sebagai salah satu bencana yang harus diwaspadai tahun 2012.
Gempa-tsunami Mentawai (Siberut) 8,9 skala Richter dinilai dapat mengancam satu juta lebih penduduk di Padang, Pariaman, Painan, dan wilayah lain di Sumatera Barat serta Bengkulu, khususnya di sepanjang pesisir barat.
Terlengkap di Asia
Tak terhitung banyaknya negeri ini dilanda bencana. Yang paling fenomenal adalah gempa dan tsunami Aceh di tahun 2004, yang menewaskan ratusan ribu jiwa.
Terkait itu, Syamsul Maarif mengatakan, Indonesia akan memiliki pusat latihan penanggulangan bencana terlengkap se-Asia Pasifik pada 2013 mendatang.
"Pusat pelatihan ini akan di bangun di kawasan Sentul, Bogor. BNPB telah mendapatkan bantuan hibah dari presiden berupa tanah seluas empat hektar di kawasan ini," ungkapnya.
BNPB saat tengah mengkaji model dari sarana pelatihan penggulangan bencana bersekala internasional. Riset mengacu pada modul pelatihan tiga negara yaitu Turki, Kanada dan Australia. Ketiga negara ini dianggap mempunyai modul yang sangat mumpuni untuk pelatihan penanganan bencana.
Sedangkan untuk pembiayaan didapat dari bantuan berbagai negara. "Salah satunya, kami telah menandatangani MOU dengan Australia," pungkasnya.
• VIVAnews